HSA Mengeluarkan Peringatan kepada Penjual Produk Kesehatan Ilegal di Singapura










2025-06-25T16:00:00Z
SINGAPURA – Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada 732 penjual yang memasarkan produk kesehatan secara ilegal di berbagai platform online. Langkah ini adalah bagian dari operasi global yang dikenal sebagai Operasi Pangea, yang dikoordinasikan oleh Interpol untuk memberantas kejahatan farmasi. Dalam operasi yang berlangsung dari 16 Desember 2024 hingga 16 Mei 2025 ini, 90 negara berpartisipasi, dan hasilnya sangat signifikan.
Operasi ini berhasil menyita 50,4 juta dosis obat-obatan ilegal senilai sekitar US$65 juta (S$83,2 juta). Selain itu, 769 tersangka telah ditangkap dan 123 kelompok kriminal telah dibongkar di seluruh dunia, menjadikan ini sebagai penegakan hukum terbesar dalam sejarah 17 tahun Operasi Pangea. Menurut Interpol, operasi ini menyoroti skala perdagangan global yang mengkhawatirkan dalam obat-obatan yang tidak disetujui dan produk palsu.
Secara keseluruhan, hampir 13.000 situs web, halaman media sosial, dan saluran yang berhubungan dengan kejahatan telah ditutup. Malaysia menjadi negara dengan jumlah daftar online yang dihapus terbanyak, yakni 7.000, diikuti oleh Rusia, Irlandia, Singapura, dan Iran, yang secara kolektif menyumbang 96 persen dari semua daftar yang dihapus.
Sekitar 93 persen obat-obatan ilegal tersebut tidak disetujui oleh otoritas kesehatan nasional. HSA sendiri telah menghapus 1.288 daftar produk kesehatan ilegal di Singapura, termasuk 644 obat resep, dari platform e-commerce dan media sosial lokal. Produk-produk yang dihapus ini termasuk krim jerawat, obat penurun rambut, serta tablet dan kapsul antibiotik, antifungal, dan antiviral untuk mengobati infeksi.
HSA menyatakan bahwa produk-produk tersebut sering dicari oleh konsumen yang melakukan pengobatan sendiri. Namun, membeli obat-obatan secara online dapat membahayakan kesehatan, karena obat resep mengandung bahan yang kuat dan seharusnya hanya digunakan di bawah pengawasan medis yang tepat. Penggunaan antibiotik dan obat antifungal tanpa pengawasan dapat menyebabkan reaksi merugikan dan menyembunyikan kondisi serius yang membutuhkan diagnosis medis.
Dalam laporan terbaru, HSA mencatat bahwa kategori produk kesehatan ilegal yang paling banyak dihapus terdiri dari obat-obatan untuk kondisi kulit dan rambut (37 persen), serta krim, tablet, atau kapsul antibiotik, antifungal, dan antiviral (15 persen), dan lensa kontak yang tidak terdaftar (13 persen).
Selain itu, HSA juga menghapus alat kesehatan seperti monitor tekanan darah, monitor glukosa, aspirator hidung, dan nebulizer dari platform online. Dalam satu kasus, seorang penjual berusia 18 tahun menjual lensa kontak di sebuah stan di mal di bagian timur Singapura. Selama pemeriksaan bersama dengan Kementerian Kesehatan, sebanyak 280 lensa kontak disita dari stan tersebut.
HSA menemukan bahwa penjual tersebut membeli 500 pasang lensa kontak dari situs web luar negeri untuk tujuan dijual. Ia menjual setiap pasang lensa dengan harga $12, yang mana dua kali lipat dari harga belinya $6 per pasang. Penjual ini juga sedang dalam penyelidikan oleh Kementerian Kesehatan.
Otoritas menegaskan bahwa lensa kontak adalah perangkat medis yang harus terdaftar dan menjualnya secara online adalah ilegal. Selama operasi di Singapura, HSA mendeteksi dan menutup 171 daftar produk yang menjual lensa kontak yang tidak terdaftar di platform e-commerce lokal dan media sosial.
HSA juga memblokir 16 situs web luar negeri yang menjual lensa kontak kepada konsumen di Singapura. Lensa kontak yang tidak terdaftar ini, yang dipasarkan dengan harga menarik, belum dievaluasi oleh HSA untuk keselamatan dan kualitas. Pengguna berisiko mengalami komplikasi serius seperti infeksi mata, bisul kornea, dan kemungkinan gangguan penglihatan, terutama karena lensa ini dikenakan langsung di permukaan mata.
Sejak 2024 hingga bulan Juni, HSA menerima tujuh laporan dari pengguna yang mengalami efek samping setelah menggunakan lensa kontak, seperti kemerahan, konjungtivitis, infeksi mata, dan penglihatan kabur. Siapa pun yang tertangkap mengimpor atau memasok lensa kontak yang tidak terdaftar dapat dikenakan denda hingga $100.000, penjara hingga tiga tahun, atau keduanya, berdasarkan Undang-Undang Produk Kesehatan. Di bawah Undang-Undang Optometris dan Ahli Optik, orang yang tidak memenuhi syarat yang meresepkan, menyediakan, mempersiapkan, atau mendistribusikan lensa kontak dapat dikenakan denda hingga $25.000, enam bulan penjara, atau keduanya, untuk pelanggaran pertama. Pelanggar selanjutnya dapat dikenakan denda hingga $50.000 dan hingga 12 bulan penjara.
HSA juga mendorong masyarakat untuk melaporkan produk kesehatan ilegal, palsu, atau mencurigakan kepada cabang penegakan hukum mereka di 6866-3485 atau melalui email di hsa_is@hsa.gov.sg.
Bergabunglah dengan saluran WhatsApp ST untuk mendapatkan berita terbaru dan informasi penting.
Angela Thompson
Source of the news: The Straits Times